Assalamualaikum Sobat

26 Mar 2012

Belajar dari Manusia Terbuang

Bissmillahirrohmanirrohim,



Cukup menyeramkan memang ketika membaca papan yang menempel di gapura pintu masuk ponpes. "METAL" nama yang unik sekaligus membuat penasaran untuk mengetahui dan mengenal ponpes tersebut. Ikhwal sampai bisa berniat masuk ke ponpes Metal bukanlah untuk mendaftar sebagai santri, ketika seorang sahabat dari kota yang jauh, Jakarta, "Naryo" memintaku untuk bersilaturahim ke ponpes Metal dan membuat janji mengadakan pertemuan dengan pemimpin Ponpes Metal, Kyai Abu Bakar Kholil.

Memberanikan diri untuk measuk ke gerbang ponpes yang tampak cukup sepi siang itu dan terlihat jelas dari pinggir jalan raya tanpa pagar ataupun tembok yang membentengi ponpes. Dua remaja gondrong mengenakan celana selutut dan kaos kumal terlihat duduk di bangku panjang dekat gerbang masuk. "Assalamualaikum" salamku, dijawab langsung oleh dua pemuda sangar berpawakan "Pembalap" alias Pemuda berbadan gelap dengan raut muka tanpa senyum secuilpun "Waalaikumsalam" jawab pemuda tersebut dengan nada datar, setelah ditanya maksud dan tujuan datang ke ponpes tersebut, dua pembalap...ehh pemuda akhirnya mempersilahkan dan menunjukkan kantor kesekertariatan ponpes dan sekaligus rumah sang Kyai, sambil berteriak ke arah seseorang yang kebetulan sedang berada didekat kantor tersebut "Wooii, iki ono tamu nggoleki Yai Abu" (sebutan akrab sang Kyai dalam ponpes), laki laki berbaju koko tersebut langsung bergegas menuju pintu kantor dan mengetuknya beberapa kali.

Sambil melihat luasnya halaman lokasi pondok aku berjalan menuju kantor sekretariat ponpes Metal, tampak wanita muda membukakan pintu dan bertanya pada si pengetuk pintu "Ono opo?" , "Ono tamu sing nggoleki Yai abu" jawab si pengetuk pintu dengan serius, akupun nyampe di depan teras kantor sambil mengucap salam dan dijawab si pengetuk dan si pembuka pintu.

Copot sepatu dulu untuk masuk ke teras kantor, menyampaikan maksud & tujuan ke pembuka pintu dan wanita itupun menjawab "kyai gak ada di rumah ", "mungkin bisa ketemu dengan pengurus atau wakil pak kyai mbak "tanyaku lagi",sebentar ya pak "jawabnya"."pak" katanya.....untung gak aku sahut " iya nak" becandaku dalam hati sambil leyeh2 nyelonjorin kaki di teras.

Terdengar salam dari seseorang dan memperkenalkan diri,begitu juga akupun menjawab salam & memperkenalkan diri,tapi sayang dalam menulis ini aku lupa nama wakil pak kyai kholil....hehehe..(aku panggil mas wakil aja x yah....mhon maaf?).


untuk yang ketiga kalinya aku menyampaikan maksud & tujuanku (semoga dpt hadiah kemudahan.....hehehe...amin).
 Yayasan pengajian ibu2 jakarta & beberapa donatur termasuk penasihat Lembaga Zakat Bpk. Houtman Zainal Arifin bermaksud ingin bersilahturahim ke Ponpes Metal, bertujuan untuk memberi infaq bantuan dari para donatur, mas wakil pun mengangguk paham san kitapun mengatur jadwal agar kedatangan para tamu dari jakarta bisa di temui pak kyai kholil yang super padat jadwal kegiatannya.
Alhamdulillah hari & tanggal akhirnya ditetapkan, Bapak Sufyan, Direktur Dompet Dhuafa Jatim & Ibu2 dari Majelis Taklim Husnul Khatimah, Jakarta, serta para Donatur & Bpk. Houtman Z A beserta istri turun melalui bandara Adi Sucipto Kab.Malang. ini adalah awal pertemuan saya dgn Bpk. Houtman Z A selaku penasihat Lembaga Zakat Dompet Dhuafa, Istri beliau sebagai Ketua Majelis Taklim Husnul Khatimah  & Para donatur yang dimuliakan Allah SWT.

Siang itu ajang silahturahim pun berlangsung dengan ramah, meriah, saling berdialog, tanya jawab, Humor dari sang kyai yang berkuncir & saling bertukar pikiran. Tamu dari jakarta sempat terperanjat ketika sang kyai menjawab pertanyaan perihal jumlah santri di Ponpes Metal, "Seribu" bukan jumlah yang sedikit untuk bisa dihitung dengan jari (hehehe.....pasti keriting jarinya). Terperanjat II ketika menuju lokasi Pondok para santri sangkar2 berukuran 2 x 3 meter berisi binatang buas Harimau, Beruang, Burung Elang dan beberapa binatang lain berjajar di tengah tanah lapang halaman Ponpes Metal tersebut. Para tamu dari jakarta pun melongo dan bertanya2 perihal keberadaan binatang2 buas itu sampai ke dlm pondok.

Belum selesai terperanjat II para tamu dari jakartapun dibuat terperanjat III terutama para ibu2 Majelis Taklim Husnul Khatimah hingga menangis tersedu-sedu saat masuk ke Pondok putri sisi
barat, tergolek belasan anak usia 0 (nol) sampai 2 tahun mulai dari anak2 yatim piatu hingga anak lahir diluar nikah yang di buang oleh ortunya. Sisi utara masih digunakan oleh pondok putri khusus untuk orang2 tidak waras alias Gila, Sisi selatan di bagi menjadi 2 untuk pondok putra yaitu para preman,anak2 jalanan & narkoba, Disisi sebelahnya lagi juga masih unt6uk pondok putra tapi khusus untuk yang gila....MAU???..hehehehe......

Dalam hati berkata "Istimewa..SubhanAllah...Allahuakbar...untuk sebuah pengabdian sang Kyai kepada sesamanya manusia, hingga para tamu terperanjat sampai III episode sekaligus ( Kayak sinetron....hehehe..).
Penjualan yang fantastis ( pikir saya ), dengan komunikasi yang baik, memperhatikan, mendengarkan, memecahkan masalah & melayani sesama manusia berarti sang kyai telah melakukan penjualan sukses yang pantas dibeli Allah dengan harga tinggi.

Seseorang remaja ( santri baru) sangar tengah "sakauw" ketagihan narkoba, memohon2 kepada sang kyai untuk diberikan dosis kecil narkoba agar tubuhnya tidak tersiksa karena sakauw, sang kyai pun dengan santai menjawab "nggak ada narkoba disini, mau sembuh kok masih pake narkoba ".Santri baru itu terus memohon dgn menggigil seluruh tubuh karena sakauw, "Yo wes adhusono bayi sing tas lahir iku nek wes mari tak wenehi opo sing mbok jaluk" bujuk sang Kyai yang kebetulan disaat itu (singkat cerita) ada seorang wanita muda ingin anak yang dikandungnya hasil hubungan haram dengan kekasihnya dititipkan dan di asuh oleh Ponpes Metal, jika sang Kyai menolak untuk menerima calon orok yang akan dilahirkan di ponpes tersebut wanita muda tersebut dengan brutal memukuli perutnya hingga sang Kyai meluluskan keinginannya.
Antara sakauw dan bingung santri baru itupun menurutinya demi narkoba untuk meringankan tubuhnya yang tersiksa, santri putripun memberikan bayi yang masih berlumuran darah dan bekas air ketuban serta tali pusar yg masih menempel membuat santri baru itu semakin bingung, cemas dan takut bercampur jadi satu, memandikan bayi merahpun berlangsung padahal untuk ukuran orang sakauw, kulit yang terkena air setetes sama dgn membakar seluruh tubuhnya. dibimbing dgn santri putri acara memandikan orok merah pun selesai, santri baru yg sakauw sukses memandikan dgn wajah pucat pasi bukan karena sakauw tapi karena ketakutan setengah mati waktu memandikan orok merah tsb.

Sang kyai dengan tertawa khas sambil melontarkan pertanyaan "wes tah ngedhusine", "sampun kyai" jawab si santri baru masih dengan wajah pucat pasi. "sik loro kabeh awakmu kepingin narkoba?" tanya sang kyai lagi sambil tertawa "wis enggak kyai " jawab santri baru sambil tergelagap baru sadar bahwa tadinya dia sakauw berat dan sekarang dia sudah tidak merasakan penyiksaan itu dlm sekujur tubuhnya meskipun terkena air. " Yoh kono adhus keramas, engkok nek sik kumat sakauwmu, adhusono iki macan karo beruang" seloroh sang kyai sambil ngeloyor pergi, santri baru hanya terbelalak melongo kaget sambil melirik ngeri sangkar2 binatang buas yang ada di tengah lapangan halaman pondok pesantren metal.

Banyak nasihat tanpa dituturkan, mendapatkan pelajaran tanpa duduk di bangku sekolah dan semakin menguatkan ukhuwah kepada saudara kita yang kurang beruntung, serpihan pelajaran berharga dari sebuah pengalaman, memberikan manfaat kepada sesama manusia, rasa syukur, ikhlas dan hikmah berjumpa dengan orang2 HEBAT pun akhirnya bertengger di hati menguatkan niat yang masih sering terombang ambing ditiup angin sepoi-sepoi, menguatkan cahaya ikhlas yg sering redup & membangkitkan rasa syukur yg sering roboh ketika nafsu melihat rumput tetangga lebih hijau & Manusia yang KAYA adalah seberapa besar dia memberi bukan seberapa besar dia menerima.....Subhanallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik & Saran Sobat :