Cukup menyeramkan memang ketika membaca papan yang menempel di gapura pintu masuk ponpes. "METAL" nama yang unik sekaligus membuat penasaran untuk mengetahui dan mengenal ponpes tersebut. Ikhwal sampai bisa berniat masuk ke ponpes Metal bukanlah untuk mendaftar sebagai santri, ketika seorang sahabat dari kota yang jauh, Jakarta, "Naryo" memintaku untuk bersilaturahim ke ponpes Metal dan membuat janji mengadakan pertemuan dengan pemimpin Ponpes Metal, Kyai Abu Bakar Kholil.
Memberanikan diri untuk measuk ke gerbang ponpes yang tampak
cukup sepi siang itu dan terlihat jelas dari pinggir jalan raya tanpa pagar
ataupun tembok yang membentengi ponpes. Dua remaja gondrong mengenakan celana
selutut dan kaos kumal terlihat duduk di bangku panjang dekat gerbang masuk.
"Assalamualaikum" salamku, dijawab langsung oleh dua pemuda sangar
berpawakan "Pembalap"
alias Pemuda berbadan gelap dengan raut muka tanpa
senyum secuilpun "Waalaikumsalam" jawab pemuda tersebut dengan nada
datar, setelah ditanya maksud dan tujuan datang ke ponpes tersebut, dua
pembalap...ehh pemuda akhirnya mempersilahkan dan menunjukkan kantor kesekertariatan
ponpes dan sekaligus rumah sang Kyai, sambil berteriak ke arah seseorang yang
kebetulan sedang berada didekat kantor tersebut "Wooii, iki ono tamu
nggoleki Yai Abu" (sebutan akrab sang Kyai dalam ponpes), laki laki
berbaju koko tersebut langsung bergegas menuju pintu kantor dan mengetuknya
beberapa kali.
Sambil melihat luasnya halaman lokasi pondok aku berjalan menuju
kantor sekretariat ponpes Metal, tampak wanita muda membukakan pintu dan
bertanya pada si pengetuk pintu "Ono opo?" , "Ono tamu sing nggoleki Yai abu" jawab si pengetuk pintu dengan serius, akupun
nyampe di depan teras kantor sambil mengucap salam dan dijawab si pengetuk dan
si pembuka pintu.
Copot sepatu dulu untuk masuk ke teras kantor, menyampaikan
maksud & tujuan ke pembuka pintu dan wanita itupun menjawab "kyai
gak ada di rumah ", "mungkin
bisa ketemu dengan pengurus atau wakil pak kyai mbak "tanyaku
lagi",sebentar ya pak "jawabnya"."pak" katanya.....untung
gak aku sahut " iya
nak" becandaku dalam
hati sambil leyeh2 nyelonjorin kaki di teras.
untuk yang ketiga kalinya aku menyampaikan maksud & tujuanku
(semoga dpt hadiah kemudahan.....hehehe...amin).
Yayasan pengajian ibu2 jakarta & beberapa donatur termasuk
penasihat Lembaga Zakat Bpk. Houtman Zainal Arifin bermaksud ingin bersilahturahim
ke Ponpes Metal, bertujuan untuk memberi infaq bantuan dari para donatur, mas
wakil pun mengangguk paham san kitapun mengatur jadwal agar kedatangan para
tamu dari jakarta bisa di temui pak kyai kholil yang super padat jadwal
kegiatannya.
Alhamdulillah hari & tanggal akhirnya ditetapkan, Bapak
Sufyan, Direktur Dompet Dhuafa Jatim & Ibu2 dari Majelis Taklim Husnul
Khatimah, Jakarta, serta para Donatur & Bpk. Houtman Z A beserta istri
turun melalui bandara Adi Sucipto Kab.Malang. ini adalah awal pertemuan saya
dgn Bpk. Houtman Z A selaku penasihat Lembaga Zakat Dompet Dhuafa, Istri beliau
sebagai Ketua Majelis Taklim Husnul Khatimah & Para donatur yang
dimuliakan Allah SWT.
Siang itu ajang silahturahim pun berlangsung dengan ramah,
meriah, saling berdialog, tanya jawab, Humor dari sang kyai yang berkuncir
& saling bertukar pikiran. Tamu dari jakarta sempat terperanjat ketika sang
kyai menjawab pertanyaan perihal jumlah santri di Ponpes Metal, "Seribu"
bukan jumlah yang sedikit untuk bisa dihitung dengan jari (hehehe.....pasti
keriting jarinya). Terperanjat II ketika menuju lokasi Pondok para santri
sangkar2 berukuran 2 x 3 meter berisi binatang buas Harimau, Beruang, Burung Elang
dan beberapa binatang lain berjajar di tengah tanah lapang halaman Ponpes Metal
tersebut. Para tamu dari jakarta pun melongo dan bertanya2 perihal keberadaan
binatang2 buas itu sampai ke dlm pondok.
Belum
selesai terperanjat II para tamu dari jakartapun dibuat terperanjat III
terutama para ibu2 Majelis Taklim Husnul Khatimah hingga menangis tersedu-sedu
saat masuk ke Pondok putri sisi
barat, tergolek belasan anak usia 0 (nol) sampai 2 tahun mulai
dari anak2 yatim piatu hingga anak lahir diluar nikah yang di buang oleh
ortunya. Sisi utara masih digunakan oleh pondok putri khusus untuk orang2 tidak
waras alias Gila, Sisi selatan di bagi menjadi 2 untuk pondok putra yaitu para
preman,anak2 jalanan & narkoba, Disisi sebelahnya lagi juga masih unt6uk
pondok putra tapi khusus untuk yang gila....MAU???..hehehehe......
Dalam hati berkata
"Istimewa..SubhanAllah...Allahuakbar...untuk sebuah pengabdian sang Kyai
kepada sesamanya manusia, hingga para tamu terperanjat sampai III episode
sekaligus ( Kayak sinetron....hehehe..).
Penjualan yang fantastis ( pikir saya ), dengan komunikasi yang
baik, memperhatikan, mendengarkan, memecahkan masalah & melayani sesama
manusia berarti sang kyai telah melakukan penjualan sukses yang pantas dibeli
Allah dengan harga tinggi.
Seseorang remaja ( santri baru) sangar tengah "sakauw"
ketagihan narkoba, memohon2 kepada sang kyai untuk diberikan dosis kecil
narkoba agar tubuhnya tidak tersiksa karena sakauw, sang kyai pun dengan santai
menjawab "nggak ada narkoba disini, mau sembuh kok masih pake narkoba ".Santri baru itu terus memohon dgn
menggigil seluruh tubuh karena sakauw, "Yo wes adhusono bayi sing tas
lahir iku nek wes mari tak wenehi opo sing mbok jaluk" bujuk sang Kyai
yang kebetulan disaat itu (singkat cerita) ada seorang wanita muda ingin anak
yang dikandungnya hasil hubungan haram dengan kekasihnya dititipkan dan di asuh
oleh Ponpes Metal, jika sang Kyai menolak untuk menerima calon orok yang akan
dilahirkan di ponpes tersebut wanita muda tersebut dengan brutal memukuli perutnya
hingga sang Kyai meluluskan keinginannya.
Antara sakauw dan bingung santri baru itupun menurutinya demi
narkoba untuk meringankan tubuhnya yang tersiksa, santri putripun memberikan
bayi yang masih berlumuran darah dan bekas air ketuban serta tali pusar yg
masih menempel membuat santri baru itu semakin bingung, cemas dan takut
bercampur jadi satu, memandikan bayi merahpun berlangsung padahal untuk ukuran
orang sakauw, kulit yang terkena air setetes sama dgn membakar seluruh
tubuhnya. dibimbing dgn santri putri acara memandikan orok merah pun selesai,
santri baru yg sakauw sukses memandikan dgn wajah pucat pasi bukan karena
sakauw tapi karena ketakutan setengah mati waktu memandikan orok merah tsb.
Sang kyai dengan tertawa khas sambil melontarkan pertanyaan
"wes tah ngedhusine", "sampun kyai" jawab si
santri baru masih dengan wajah pucat pasi. "sik loro kabeh awakmu
kepingin narkoba?" tanya sang kyai lagi sambil tertawa "wis
enggak kyai " jawab santri
baru sambil tergelagap baru sadar bahwa tadinya dia sakauw berat dan sekarang
dia sudah tidak merasakan penyiksaan itu dlm sekujur tubuhnya meskipun terkena
air. " Yoh kono adhus
keramas, engkok nek sik kumat sakauwmu, adhusono iki macan karo beruang" seloroh sang kyai sambil ngeloyor
pergi, santri baru hanya terbelalak melongo kaget sambil melirik ngeri sangkar2
binatang buas yang ada di tengah lapangan halaman pondok pesantren metal.
Banyak nasihat tanpa
dituturkan, mendapatkan pelajaran tanpa duduk di bangku sekolah dan semakin
menguatkan ukhuwah kepada saudara kita yang kurang beruntung, serpihan
pelajaran berharga dari sebuah pengalaman, memberikan manfaat kepada sesama
manusia, rasa syukur, ikhlas dan hikmah berjumpa dengan orang2 HEBAT pun
akhirnya bertengger di hati menguatkan niat yang masih sering terombang ambing
ditiup angin sepoi-sepoi, menguatkan cahaya ikhlas yg sering redup &
membangkitkan rasa syukur yg sering roboh ketika nafsu melihat rumput tetangga
lebih hijau & Manusia yang KAYA adalah seberapa besar dia memberi bukan seberapa besar dia menerima.....Subhanallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik & Saran Sobat :