Assalamualaikum Sobat

2 Jul 2012

Perut Bersahaja

Pagi-pagi baca koran ga ada sebarispun kalimat yang benar-benar membuat semangat untuk meneruskan membaca halaman tentang politik, kriminalitas, ekonomi maupun bisnis juga tentang kesehatan atopun yang lainnya,  mungkin karena si penulis punya motto " bad news its goog news"  ato " yang penting laku ".
Kadang baca bikin orang jadi belajar gila, ngomel sendiri, ketawa sendiri n sedih sendiri karena memang bacanya pas sendiri. Ketiga expresi tersebut ada bukan karena kualitas berita melainkan susahnya memahami berita yang katanya 50%:50% alias fifty-fifty, benar n salahnya berita, padahal jika diketahui benar-salahnya berita jadi 25%:75%.
Peraturan dibuat memang untuk dilanggar. Pendidikan dibuat malah banyak yang bodoh ato malah minteri (sok pinter), apakah karena kualitas dari pahlawan tanpa tanda jasa (guru) ato sebaliknya, karena murahnya pendidikan ato mahalnya, karena megahnya sekolah2 ato karena banyak yang ambruk ...?
Kenyataan membuktikan jika kita melihat anak2 sekolah dasar (SD) hingga mereka yang udah Perguruan Tinggi (PT) jika ke warnet yang paling digemari untuk dipelajari bukan lain situs / web klo ga yang " parno " ato nge Game. Belum lagi pendidikan lewat televisi yang semakin glamour n full entertainment tersebut. Para orang tua juga juga semakin susah membedakan mana yang patut dan mana yang ga patut untuk putra - putrinya.
Banyak ahli kesehatan yang hasil akhirnya sering menyakitkan, rumah sakit berdiri kokoh jarang yang bikin ga kerasan(betah) tinggal tapi rata2 malah bikin kerasan tinggal bukan karena nyamannya fasilitas rumah sakit, tapi karena supaya biaya rawat inapnya bisa agak lama.
Para penguasa hukum menciptakan hukum supaya mereka sendiri bisa dengan mudah lepas dari hukum ciptaannya, karena tahu benar seluk beluk hukum buatanya dan dengan mudah menghukum siapa2 yang ga disuka n bla bla bla...
Fenomena seperti ini awalnya sangat memalukan, tabu n ga pantes tapi " itu dulu boo' ", sekarang zaman dah berubah kita akan malu jika tidak melakukan itu semua alias dicap ketinggalan zaman, sing eman-eman ora kedhuman. 
Rupanya semakin berkembangnya zaman semakin perihnya perut ini karena tidak malah menjadi mudah tapi malah berkembang menjadi susah, susah berpikir jernih dan perihnya perut karena lapar sudah kalah dengan perihnya perut karena kekenyangan.
Seorang anggota DPR dengan tegas berbicara tentang hukum dan kesejahteran " saya ini dengan susah mewakili sampean-sampean supaya bisa hidup enak " padahal dalam hatinya " cukup aku saja yang mewakili makan enak, semua tunjangan ditanggung gratis sampai jalan jalan ke luar negri pun tetap Aku sebagai anggota DPR yang mewakili, kalo sampean2 cukup tak critani....."
Aku jadi ingat betul kata-kata seorang ustad yang disebut ustad gila " Jika perut sudah sama datar dengan otak maka dia tidak jauh dari seekor hewan yang punya akal n pikiran untuk menghalalkan segala cara". 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik & Saran Sobat :